Selasa, 29 April 2014

PRAKTIKUM BIOKIMIA UJI PROTEIN



I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
            Protein merupakan salah satu unsur terpenting penyusun makhluk hidup. Seperti halnya unsur lainnya seperti karbohidrat, protein juga memiliki sifat  dan fungsi. Beberapa fungsi utama protein dalam organisme kehidupan antara lain sebagai bahan penyusun selaput sel dan dinding sel, jaringan pengikat, pembentuk membran sel, mengangkut molekul-molekul lain (hemoglobin) dan sebagai zat antibodi.
Protein dapat diperoleh dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber protein adalah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Tumbuhan membentuk protein dari CO2, H2O dan senyawa nitrogen. Hewan yang makan tumbuhan mengubah protein nabati menjadi protein hewani. Disamping digunakan untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi apabila tubuh kekurangan karbohidrat dan lemak (Lehninger, 1982)
Protein yang terdapat dalam makanan kita dicernakan dalam lambung dan usus menjadi asam-asam amino, yang diabsorsi dan dibawa oleh darah ke hati. Sebagian asam amino diambil oleh hati, sebagian lagi diedarkan ke dalam jaringan-jaringan di luar hati. Hati merupakan organ tubuh dimana terjadi reaksi katabolisme maupun anabolisme. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber, yaitu absorpsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan hasil sintesis asam amino dalam sel. Uji protein dengan metode identifikasi protein secara kualitatif dapat menggunakan prinsif Uji Biuret, yaitu pembentukan senyawa kompleks koordinat yang berwarna yang dibentuk oleh Cu²+ dengan gugus CO dan NH pada ikatan peptida dalam larutan suasana basa (Poedjiadi, 1994).
1.2. Tujuan
            Adapun tujuan dari praktikum tentang protein adalah untuk mengamati perubahan yang terjadi pada uji biuret.

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Protein
            Protein merupakan senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung komposisi rata-rata unsur kimia yaitu karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 26%, dan kadang kala sulfur 0-3% serta fosfor 0-3%. Protein dapat tidak stabil terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium pelarut organik, dan detergen (Kimbal, 1992).

2.2. Klasifikasi Protein
            Berdasarkan komponen penyusunnya protein, dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu, protein sederhana dan protein majemuk. Protein sederhana sendiri mempunyai definisi yaitu protein yang molekulnya sederhana dan hanya tersusun atas asam amino. Contoh: albumin, globulin, prolamin, gluteon, histon, protamin. Pada protein majemuk merupakan susunan atas protein sederhana dan zat-zat lain yang bukan protein yang disebut radikal protetis. Contohnya phosphoprotein, nukleoprotein, lipoprotein, mikroprotein, dan klomoprotein (Soemardjo,1997).
2.3. Denaturasi Protein
            Denaturasi suatu protein merupakan hilangnya sifat-sifat struktur lebih tinggi oleh terkacaunya ikatan hidrogen dan gaya-gaya sekunder lain yang mengutuhkan molekul itu. Akibat suatu denaturasi adalah hilangnya banyak sifat biologis protein itu. Salah satu faktor yang menyebabkan denaturasi suatu protein ialah perubahan temperatur. Memasak putih telur merupakan contoh denaturasi yang tak reversibel. Suatu putih telur adalah cairan tak berwarna yang mengandung albumin, yakni protein globular yang larut. Pemanasan putih telur akan mengakibatkan albumin itu membuka lipatan dan mengendap. Perubahan pH juga dapat menyebabkan denaturasi (Martoharsono, 1993).

III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
            Kegiatan praktikum tentang protein ini dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Desember 2013 pukul 13.00-14.30 WIB di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Palangka Raya.

3.2. Bahan dan Alat
            Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah larutan albumin, CuSO4, dan larutan NaOH 0,1 %. Sedangkan alat yang digunakan yaitu tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur, dan rak tabung reaksi.

3.3. Cara Kerja
1)      Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
2)      Kemudian memasukkan larutan albumin sebanyak 1 ml kedalam tabung reaksi
3)      Menambahkan larutan NaOH 1 ml dan CuSO4 0,1 N sebanyak dua tetes, dan mengamati perubahan yang terjadi.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
            Adapun hasil pengamatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
            Tabel Hasil Pengamatan Uji Biuret
No
Bahan awal
Ulangan
Bahan Tambahan
Perubahan warna yang terjadi
1
Albumin
1 ml

1

CuSO4
+
NaOH
2 tetes

Warna ungu pekat

2
CuSO4
+
NaOH
2 tetes

Warna ungu pekat

4.2. Pembahasan
            Uji biuret dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya ikatan peptida, banyak atau sedikitnya ikatan peptida dalam protein. Pada awalnya putih telur dicampur dengan air sebanyak 200 ml (larutan albumin). Kemudian masing-masing tabung reaksi dicampur dengan NaOH 0,1% dengan mula-mula berwarna putih. Setelah ditambahkan CuSO4 berubah menjadi ungu. Hal ini menunjukkan bahwa larutan bereaksi positif terhadap uji biuret.


V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
            Protein merupakan senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Uji biuret dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya ikatan peptida, banyak atau sedikitnya ikatan peptida dalam protein. Berubahnya warna menjadi ungu menunjukkan bahwa larutan bereaksi positif terhadap uji biuret.



DAFTAR PUSTAKA
Kimball, Jhon W. 1992. Kimia Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta
Lehninger. 1982. Biokimia Dasar. Erlangga, Jakarta.
Martoharsono, S. 1993. Biokimia. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar – dasar Biokimia. Universitas Indonesia, Jakarta.
Soeharsona. 1992. Biokimia Jilid I. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Soemardjo, Damin. 1997. Kimia Kedokteran UNDIP. Semarang, Universitas Diponegoro, Semarang.







 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar