LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
Telah
Dikonsultasikan Dan Diketahui Oleh Asisten Praktikum Pada
Hari :
...
Tanggal :.... April 2014
Asisten
Praktikum
UCI
SUSILO WATI
CAA
111 0038
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
1.1. Dasar Teori........................................................................................ ....... 1
1.2. Tujuan....................................................................................................... 4
II. BAHAN
DAN METODE
2.1. Tempat dan Waktu.................................................................................... 5
2.2. Bahan
dan Alat................................................................................... ....... 5
2.3. Cara
Kerja........................................................................................... ....... 5
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan............................................................................... ....... 6
3.2.
Pembahasan........................................................................................ ....... 8
IV. PENUTUP
4.1.
Kesimpulan......................................................................................... ..... 14
4.2. Saran................................................................................................... ..... 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Hasil Pengamatan....................................................................................... 6
DAFTAR
GAMBAR
Gambar
1. Wortel............................................................................................. ....... 8
Gambar 2.
Sawo............................................................................................... ....... 9
Gambar 3.
Cabai............................................................................................... ....... 9
Gambar 4.
Pepaya............................................................................................. ..... 10
Gambar 5.
Jambu.............................................................................................. ..... 11
Gambar 6.
Jagung............................................................................................. ..... 11
Gambar 7.
Mangga........................................................................................... ..... 12
Gambar 8.
Ubi Jalar.......................................................................................... ..... 12
Gambar 9.
Daun Jarak...................................................................................... ..... 13
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
“ MENGENAL GEJALA PENYAKIT TUMBUHAN
”
EFRIDA
NATALIA SINAGA
CAA
112 005
KELOMPOK
II

JURUSAN
BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
PALANGKA RAYA




I. PENDAHULUAN
1.1.
Dasar Teori
|
![]() |
|
|



|




Pada umumnya, penyebab penyakit tumbuhan terdiri dari dua faktor yaitu, bersifat biotik dan abiotik. Biotik disebut juga penyakit fisiologis atau non infektif yang disebabkan oleh keadaan tanah, cuaca, dan kerusakan. Sedangkan yang bersifat abiotik disebabkan oleh penyakit infektif yang disebabkabn oleh tiga pathogen utama, yaitu jamur (cendawan), bakteri, virus. Selain itu juga dikenal patogen dari golongan tumbuhan berbiji, yaitu mikoplasma, viroid, nematode, protozoa, dan tanaman tingkat tinggi (Semangun, S. 1996).
Gejala penyakit
tumbuhan timbul sebagai akibat masuknya pathogen kedalam jaringan tumbuhan dan
menyebabkan terjadinya infeksi sehingga terjadinya perubahan pada sel atau
jaringan tumbuhan. Berdasarkan perubahan yang terjadi, gejala penyakit
tumbuhan dibagi menjadi 3 tipe yaitu tipe
nekrotis, tipe hipoplastis,
dan tipe hiperpalastis.
1)
Nekrosis
Gejala disebut nekrosis yang meliputi gejala yang terjadi sebagai akibat dari rusaknya atau matinya sel-sel tumbuhan. Gejala ini meliputi :
Gejala disebut nekrosis yang meliputi gejala yang terjadi sebagai akibat dari rusaknya atau matinya sel-sel tumbuhan. Gejala ini meliputi :
a) Hidrosis, gejala
pada bagian tanaman tampak kebasah-basahan. Hal ini disebabkan sebelum sel-sel
tanaman mati air sel keluar dari ruang selmasuk kedalam ruang antar sel.
b)
Klorosis, gejala berupa menguningnya bagian tanaman
yang semula berwarna hijau karena rusaknya klorofil. Gejala ini mendahului
nekrosis.
c) Nekrosis, gejala
berupa bercak dengan warna dan bentuk bermacam-macam tergantung jenis
penyakitnya, umumnya coklat sampai hitam. Nekrosis adalah akibat matinya
sekumpulan sel yang terbatas pada jaringan tertentu. Nekrosis terdiri dari blight,
spot, target-board spot.
d) Perforasi, merupakan
terbentuknya lubang –lubang karena runtuhnya sel yang telah mati pada bercak
nekrosis
e) Busuk, gejala
ini sama dengan gejala nekrosis tapi umumnya terjadi pada jaringan yang tebal
seperti aka, umbi buah, dan daun yang tebal. Busuk ini terdiri dari busuk basah
dan busuk kering.
f) Eksudasi, terjadinya
pengeluaran cairan dari suatu tumbuhan karena penyakit. Berdasarkan cairan yang
dikeluarkan terdiri dari gumosis, lateksosis, resinosis.
g) Layu, gejala
ini diakibatkan oleh kerusakan bagian perakaran, penyumbatan saluran air atau
oleh senyawa yang beracun yang dikeluarkan oleh patogen yang terbawa oleh
aliran air kebagian atas tanaman.
h) Mati ujung (
Sie-back ), terjadi kematian ranting atau cabang dari bagian ujung atasnya dan
meluas kebagian sebelah bawahnya
i)
Terbakar, merupakan nekrosis yang disebabkan oleh mati
atau mengeringnya bagian tumbuhan tertentu, biasanya pada daun yang disebabkan
oleh faktor abiotik. Gejala ini terjadi secara mendadak.
2) Hipoplasia
Gejala disebut hipoplasia
meliputi gejala yang terjadi sebagai akibat terhambatnya atau terhentinya
perkembangan sel. Gejala ini meliputi :
a)
Etiolasi, merupakan tanaman kurang mendapatkan cahaya,sehingga menjadi pucat,tumbuh
memanjang dan mempunyai daun-daun yang sempit.
b)
Kerdil (atrofi), merupakan ukuran tanaman menjadi lebih kecil dari
pada biasanya yang disebabkan terjadinya hambatan pertumbuhaan.
c)
Klorosis, merupakan penghambatan pembentukan klorofil,sehingga bagian yang seharusnya
berwarna hijau menjadi berwarna kuning atau pucat.berdasarkan polanya klorosis
di bedakan menjadi 3 yaitu:mozaik,vein banding,vein clearing.
d)
Perubahan
simetri merupakan hambatan pertumbuhan pada bagian tertentu yang tidak disertai
hambatan pada bagian di depannya sehingga menyebabkan terjafinya penyimpangan
bentuk.
e)
Roset merupakan
gejala yang berdesak-desakan membentuk suatu karangan.penyebabnya adalah
hambatan pertumbuahan ruas-ruas(iternodia)batang tetapi pembentukan daun-daun
tidak terhambat.
3) Hiperplastis
Gejala disebut hiperplastis, meliputi
gejala akibat terjadinya perkembangan sel yang luar biasa. Bila bertambahnya
ukuran individu disebut hipertrofi. Sedangkan bertambahnya jumlah sel-sel
disebut hiperplasia. Gejala ini meliputi :
a)
Erinose, gejala penyakit terjadi karena pembentukan
banyak trikoma, sehingga bagian tanaman tersebut menyerupai beledu.
b)
Fasiasi, suatu organ yang seharusnya silindris dan
lurus berubah menjadi pipih, lebar, dan membelok bahkan ada yang membentuk
seperti spiral.
c)
Intumesensia, pembengkakan organ suatu tanaman yang
disebabkan oleh sekumpulan sel pada daerah yang agak luas pada organ tersebut
memanjang.
d)
Kudis, dengan kenampakan sebagai bercak kasar,
terbatas dan agak menonjol, kadang pecah-pecah. Dibagian tersebut terdapat
sel-sel yang berubah menjadi sel gabus. Gejala dapat di jumpai pada buah, daun,
batang, dan umbi.
e)
Keriting (curl).
Bentuk ini terjadi karena ada pertumbuhan yang lebih cepat pada salah satu
bagian dari organ tanaman (antara lain daun).
f)
Sapu (witches
broom). Sejumlah percabangan timbul dari bagian tertentu sehingga merupakan
berkas yang menyerupai sapu.
g)
Akar berambut (hairy root). Sejumlah akar halus
yang dibentuk secara abnormal. (Tim
daslintan,penuntun praktikum dasar-dasar pelindungan tanaman,Fakultas pertanian
Unpar (Palangka raya:2014.)
1.2.
Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum mengenal gejala penyakit tumbuhan adalah agar mahasiswa
dapat mengenal dan membedakan gejala penyakit tanaman, serta mengetahui
penyebab penyakit berdasarkan gejala dan tanda yang diamati khususnya yang
disebabkan cendawan, bakteri dan virus.
II. BAHAN DAN METODE
3.1.
Tempat dan Waktu
Kegiatan
praktikum Mengenal Gejala Penyakit Tumbuhan ini dilaksanakan di Laboratorium
Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Palangka Raya pada hari Sabtu, 05 April
2014 pukul 11.00-12.45 WIB.
3.2.
Bahan dan Alat
Bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah bagian tanaman daun jagung, buah
cabai, wortel, daun jarak, daun mangga, daun jambu agung, ubi jalar serta
batang sawo yang bergejala, alkohol, aquades, kapas, kertas, dan tissue.
Sedangkan alat yang digunakan adalah mikroskop, loupe, obyek glass, cover
glass, jarum pentol, dan silet.
3.3.
Cara Kerja
a)
Mengamati gejala penyakit pada bagian
tanaman yang telah disiapkan.
b)
Kemudian mencatat ciri-ciri atau
penampakkan fisiologis yang telah diamati dari gejala, tipe gejala, nama penyakit,
dan penyebab penyakitnya serta memfoto bagian tanaman yang diamati.
c)
Mengamati secara mikroskopis berdasarkan
tanda yang tampak.
![]() |
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan
Dari
hasil pengamatan mengenal gejala penyakit tumbuhan yang telah dilakukan, dapat
disajikan pada tabel dibawah ini :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Bagian Tanaman Yang
Berpenyakit
No
|
Nama /bagian Tanaman yang damati
|
Gejala
yang Diamati
|
Tipe
Gejala
|
Nama
penyakit
|
Penyebab
penyakit
|
Gambar
|
1
|
Wortel
(Daucus binomial L.)
|
-
Basah
dan berlendir.
- Berbau tidak sedap.
- Terdapat bagian
warna coklat
|
Nekrosis
|
Busuk
basah
|
Hama
|
![]() |
2
|
Sawo
|
- Batang mengalami
pem-bengkakan atau benjolan berwarna coklat
- Terdapat serangga
|
Hiper-
plastis
|
Sesi-dium
|
Hama
|
![]() |
3
|
Cabai
(Capsicum annum L.)
|
- Kering dan terdapat bercak hitam.
- Terdapat spora berwarna
putih.
|
Nekrosis
|
Busuk
Kering
|
Cendawan
|
![]() ![]() |
4
|
Pepaya
(Carica
papaya)
|
- Keriting menggulung
- Menguning
|
Hiper-plastis
|
Mengeriting
|
Virus
|
![]() |
5
|
Jambu agung
|
- Terdapat
bintil-bintil dan bercak hitam
- Bercak kasar
|
Hiper-plastis
|
Kudis
(scab)
|
Hama
|
![]() |
6
|
Mangga
|
- Bercak dengan warna
coklat hingga kehitaman
|
Nekrosis
|
Blight
|
Cen-dawan
|
![]() |
7
|
Jagung
a. Daun
(zea
mays)
b. Batang
|
- Bercak
pada daun terlihat dari alur-alur
- Daun berwarna kuning pada bagian-bagian
tertentu
- Ukuran tanaman lebih kecil
|
Hipo-plastis
Hipo-plastis
|
Mozaik
Kerdil
Otropi
|
Virus
tungro
Virus tungro
|
![]() |
8
|
Ubi jalar
(Ipomoea batatas)
|
- Bercak kasar
- Pecah-pecah
|
Nekrosis
|
Kudis
(scab)
|
Bakteri
|
![]() |
9
|
Daun jarak
(Ricinus communis L.)
|
- Daun bercak coklat
dan kering.
|
Nekrosis
|
Target
board spot
|
Virus
|
![]() |
3.2.
Pembahasan
1)
Busuk Basah
pada Wortel (Daucus binomial L.)


Gambar 1. Busuk basah pada wortel (makropis dan
mikropis)
Sumber : Dokumentasi pribadi
Berdasarkan pengamatan
yang telah dilakukan, gejala yang tampak pada wortel adalah berlendir, basah,
berbau tidak sedap, dan terdapat bagian warna coklat. Gejala ini merupakan
salah satu tipe gejala nekrosis yang disebut dengan penyakit busuk basah yang
disebabkan oleh bakteri bakteri Erwinia carotavora. Erwinia carotavora adalah
salah satu bakteri gram negatif berbentuk batang yang hidup berkelompok dalam
satu rantai. Bakteri ini tanpa spora berflagela berjenis fakultatif. Adapun
cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini yaitu menjaga
kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman sakit sebelum penanaman, menanam dengan
jarak yang tidak terlalu rapat untuk menghindarkan kelembaban yang terlalu tinggi,
terutama di musim hujan.
2) Puru pada Batang
Sawo (Achras
zapota)


Gambar 2. Puru pada batang sawo (makropis dan mikropis)
Sumber : Dokumentasi pribadi
Berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan, gejala yang tampak pada puru batang batang sawo adalah tampak
pembengkakkan atau benjolan berwarna coklat pada batang. Gejala ini merupakan
salah satu tipe gejala hiperplastis yang disebut dengan penyakit sesidium yang
disebabkan oleh hama. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan
penyakit ini yaitu dengan pemilihan pohon induk yang bebas virus, memakai alat
- alat yang dipakai dalam penempelan didisinfeksi dengan teratur, dan
pengendalian serangga vektor dengan musuh alami.
3)
Busuk Kering pada Cabai (Capsicum annum)


Gambar 3. Busuk kering pada cabai (makropis dan mikropis)
Sumber : Dokumentasi pribadi
Berdasarkan
pengamatan, gejala yang tampak pada cabai terdapat bercak hitam dan kering
serta spora berwarna putih. Gejala ini merupakan salah satu tipe gejala
nekrosis yang disebut dengan penyakit busuk kering yang disebabkan oleh
cendawan collectroticum sp, gejala awalnya berupa bercak kecil berwarna
kehitaman yang ahkirnya meluas menjadi busuk lunak. Pada bagian tengah bercak
terdapat titik–titik hitam. Pada serangan yang tinggi penyakit ini menyebabkan
semua buah akan menguning dan selanjutnya busuk. Pengendalian tanaman ini dapat
dilakukan dengan menggunakan benih yang sehat dan tahan terhadap Jamur.
Pengendalian jamur dapat dilakukan dengan tidak menanam biji yang terinfeksi
dan buah yang terinfeksi agar tidak diambil bijinya.
4) Daun Pepaya Keriting (Carica papaya)


Gambar 4. Daun Pepaya Keriting (makropis dan mikropis)
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gejala yang
tampak pada daun pepaya terlihat keriting atau menggulung dan kerdil. Gejala
ini merupakan salah satu gejala hiperplastis jenis mengeriting yang disebabkan
oleh virus. Beberapa upaya penanganan virus ini dapat dilakukan dengan membersihkan
gulma yang berpotensi menjadi inang virus, mengendalikan hama/serangga penular
virus, dan membuang atau membakar daun pepaya yang terserang virus.
5)
Bintil Putih
pada Daun Jambu Agung

Gambar
5. Bintil Putih pada Jambu Agung
Sumber
: Dokumentasi pribadi
Pada daun
jambu agung yang telah diamati terlihat gejala bintil-bintil berwarna putih.
Gejala ini termasuk tipe hiperplastis dengan nama penyakit kudis (scab) yang
disebabkan oleh hama kutu daun. Hama inilah yang menyebabkan bintil-bintil pada
daun tersebut. Adapun cara mengendalikannya adalah dengan memetik bagian daun
yang terkena dan membuangnya. Bisa juga menggunakan predator atau pemangsa kutu
daun, yaitu kepik. (Bumbata, 2013).
6)
Daun mangga

Gambar
7. Daun Mangga
Sumber
: Dokumentasi pribadi
Gejala pada
daun mangga yang diamati adalah bercak dengan warna coklat hingga kehitaman
dengan batas warna yang jelas. Tipe gejala ini termasuk pada nekrosis dengan
nama penyakit blight yang disebabkan oleh virus. Adapun cara pengendalian yang
dapat dilakukan adalah dengan
7)
Kerdil Pada Tanaman Jagung (Zea mays)

Gambar 8. Kerdil pada Jagung
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pada tanaman
jagung yang diamati terlihat bahwa daun berwarna kuning pada bagian-bagian
tertentu, dan terdapat bercak pada alur-alurnya. Tipe gejala ini termasuk pada
hipoplasia dengan nama penyakit mozaik. Sedangkan pada batang ukurannya lebih
kecil dari tanaman jagung normal lainnya. Adapun nama penyakit ini disebut
kerdil (otropi) yang disebabkan oleh virus tungro. Mencabut tanaman yang
terinfeksi seawal mungkin agar tidak menjadi sumber infeksi bagi tanaman
sekitarnya ataupun pertanaman yang akan datang, mengadakan pergiliran tanaman,
tidak menanam jagung terus menerus di lahan yang sama, Tidak menggunakan benih
yang berasal dari tanaman yang terinfeksi virus. (Balai Penelitian Tanaman
Serealia, 2011).
8) Kudis
Pada Ubi Jalar (Ipomoea batatas)

Gambar
9. Kudis Pada Ubi Jalar
Sumber
: Dokumentasi pribadi
Pada ubi jalar yang diamati terdapat
lubang-lubang kecil dan bercak kasar dan pecah. Tipe gejala ini termasuk pada
hiperplastis dengan nama penyakit kudis (scab) yang disebabkan oleh bakteri. Adapun
cara pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pergiliran
tanaman untuk memutus siklus hidup penyakit dan menanam ubi jalar bervarietas
tahan penyakit kudis.
9)
Menguningnya
Daun Jarak (Ricinus communis L.)

Gambar
6. Menguningnya Daun Jarak
Sumber
: Dokumentasi pribadi
Gejala pada
daun jarak yang diamati adalah warna daun kuning dengan tulang atau jari-jari
daun berwarna hijau. Tipe gejala ini termasuk pada nekrosis dengan nama
penyakit target board spot yang disebabkan oleh virus. Adapun cara pengendalian
yang dapat dilakukan adalah dengan penanaman varietas tahan dan perbaikan
kondisi tanaman. Pemberian pupuk NPK yang cukup juga sangat efektif menahan perkembangan
serangan penyakit ini.
IV. PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa
gejala penyakit tumbuhan merupakan reaksi tanaman akibat kontaknya patogen
secara langsung dengan tanaman sehingga menyebabkan terjadinya infeksi. Gejala
yang ditimbulkan terdiri dari tiga tipe, yaitu gejala nekrosis, gejala
hipoplasia, dan hiperplasia. Sedangkan penyebab penyakit tersebut disebabkan oleh
cendawan (jamur), bakteri, dan virus.
4.2.
Saran
Adapun
saran yang ingin saya berikan yaitu, ada baiknya dilakukan pengamatan tanaman tahunan
dengan tanaman semusim dan membandingkan antara kedua jenis tanaman tersebut.
Dengan demikian dapat diketahui tanaman jenis yang mana yang sangat mudah
diserang oleh cendawan, virus, maupun bakteri serta persen kegagalan pada
pertanian.
![]() |
DAFTAR PUSTAKA
Agrios , GN.1996 . Ilmu Penyakit Tumbuhan . Universitas Gajahmada .
press . Yogyakarta
Djahyadi . 1996 . Ilmu Penyakit Tumbuhan . Kasinius . Yogyakarta
Sastrohidayat , IR . 1990 . Ilmu Penyakit Tumbuhan . Usaha Nasional
. Surabaya
Semangum , S . 1996 . Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan . Universitas
Gajammada . Yogyakarta
Pracaya , Ir . 2003 . Ilmu Penyakit Tumbuhan . Jakarta
Tim Daslintan, Penuntun Praktikum
Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman, Fakultas
pertanianUnpar(Palangka raya:2012)
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar