Selasa, 29 April 2014

LAPORAN PRAKTIKUM DASLINTAN MENGENAL GEJALA PENYAKIT TUMBUHAN ”



LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN




Telah Dikonsultasikan Dan Diketahui Oleh Asisten Praktikum Pada
Hari             : ...
Tanggal       :.... April 2014


Asisten Praktikum



UCI SUSILO WATI
CAA 111 0038







DAFTAR ISI


LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN
1.1.    Dasar Teori........................................................................................ ....... 1           
1.2.  Tujuan....................................................................................................... 4

II. BAHAN DAN METODE
2.1.  Tempat dan Waktu.................................................................................... 5
2.2. Bahan dan Alat................................................................................... ....... 5
2.3. Cara Kerja........................................................................................... ....... 5

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan............................................................................... ....... 6           
3.2. Pembahasan........................................................................................ ....... 8

IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan......................................................................................... ..... 14
4.2. Saran................................................................................................... ..... 14

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



DAFTAR TABEL


Tabel 1. Hasil Pengamatan....................................................................................... 6


DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Wortel............................................................................................. ....... 8
Gambar 2. Sawo............................................................................................... ....... 9
Gambar 3. Cabai............................................................................................... ....... 9
Gambar 4. Pepaya............................................................................................. ..... 10
Gambar 5. Jambu.............................................................................................. ..... 11
Gambar 6. Jagung............................................................................................. ..... 11
Gambar 7. Mangga........................................................................................... ..... 12
Gambar 8. Ubi Jalar.......................................................................................... ..... 12
Gambar 9. Daun Jarak...................................................................................... ..... 13


LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

“ MENGENAL GEJALA PENYAKIT TUMBUHAN ”


EFRIDA NATALIA SINAGA
CAA 112 005
KELOMPOK II


HUKUM UNPAR.jpg




JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2014



I. PENDAHULUAN
1.1. Dasar Teori
Lingkungan
 
Penyakit tanaman dapat terjadi jika sedikitnya terdapat kontak dan interaksi antara dua komponen. Komponen tersebut berupa tanaman dan patogen. Jika pada saat terjadinya kontak tersebut lingkungan mendukung, maka akan terjadi penyakit. Interaksi antara tanaman, patogen yang virulen dan lingkungan ini sering disebut sebagai konsep segitiga penyakit. Menurut konsep ini ada tiga syarat terjadinya penyakit tumbuhan, yaitu tanaman yang rentan, Patogen yang virulens, dan Lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan penyakit tumbuhan, tapi kurang cocok dengan tumbuhan itu sendiri. Konsep segi tiga penyakit terjadi secara natural, tanpa campur tangan manusia. Namun, pada segi empat penyakit komponennya berhubungan dengan campur tangan manusia. Manusia sangat mempengaruhi patogen (mematikan serangga dengan fungisida), mempengaruhi tanaman (memilih jenis varietas), sertamempengaruhi lingkungan dengan cara mengaturnya. Konsep dari segitiga dan segiempat penyakit stersebut dapat dijelaskan pada gambaar di bawah ini. ( Djahyadi, 1996)


 
Tumbuhan
 
Patogen
 
Manusia
 
                
      Gambar Segitiga penyakit                             Gambar Segiempat penyakit
            Pada umumnya, penyebab penyakit tumbuhan terdiri dari dua faktor yaitu, bersifat biotik dan abiotik. Biotik disebut juga penyakit fisiologis atau non infektif yang disebabkan oleh keadaan tanah, cuaca, dan
 kerusakan. Sedangkan yang bersifat abiotik disebabkan oleh penyakit infektif yang disebabkabn oleh tiga pathogen utama, yaitu jamur (cendawan), bakteri, virus. Selain itu juga dikenal patogen dari golongan tumbuhan berbiji, yaitu mikoplasma, viroid, nematode, protozoa, dan tanaman tingkat tinggi (Semangun, S. 1996).
Gejala penyakit tumbuhan timbul sebagai akibat masuknya pathogen kedalam jaringan tumbuhan dan menyebabkan terjadinya infeksi sehingga terjadinya perubahan pada sel atau jaringan tumbuhan. Berdasarkan perubahan yang terjadi, gejala penyakit tumbuhan dibagi menjadi 3 tipe yaitu tipe nekrotis, tipe hipoplastis, dan tipe hiperpalastis.
1)      Nekrosis
        Gejala disebut nekrosis yang meliputi gejala yang terjadi sebagai akibat dari rusaknya atau matinya sel-sel tumbuhan. Gejala ini meliputi :
a)      Hidrosis, gejala pada bagian tanaman tampak kebasah-basahan. Hal ini disebabkan sebelum sel-sel tanaman mati air sel keluar dari ruang selmasuk kedalam ruang antar sel.
b)      Klorosis, gejala berupa menguningnya bagian tanaman yang semula berwarna hijau karena rusaknya klorofil. Gejala ini mendahului nekrosis.
c)      Nekrosis, gejala berupa bercak dengan warna dan bentuk bermacam-macam tergantung jenis penyakitnya, umumnya coklat sampai hitam. Nekrosis adalah akibat matinya sekumpulan sel yang terbatas pada jaringan tertentu. Nekrosis terdiri dari blight, spot, target-board spot.
d)     Perforasi, merupakan terbentuknya lubang –lubang karena runtuhnya sel yang telah mati pada bercak nekrosis
e)      Busuk, gejala ini sama dengan gejala nekrosis tapi umumnya terjadi pada jaringan yang tebal seperti aka, umbi buah, dan daun yang tebal. Busuk ini terdiri dari busuk basah dan busuk kering.
f)       Eksudasi, terjadinya pengeluaran cairan dari suatu tumbuhan karena penyakit. Berdasarkan cairan yang dikeluarkan terdiri dari gumosis, lateksosis, resinosis.
g)      Layu, gejala ini diakibatkan oleh kerusakan bagian perakaran, penyumbatan saluran air atau oleh senyawa yang beracun yang dikeluarkan oleh patogen yang terbawa oleh aliran air kebagian atas tanaman.
h)      Mati ujung ( Sie-back ), terjadi kematian ranting atau cabang dari bagian ujung atasnya dan meluas kebagian sebelah bawahnya
i)        Terbakar, merupakan nekrosis yang disebabkan oleh mati atau mengeringnya bagian tumbuhan tertentu, biasanya pada daun yang disebabkan oleh faktor abiotik. Gejala ini terjadi secara mendadak.
2)   Hipoplasia
         Gejala disebut hipoplasia meliputi gejala yang terjadi sebagai akibat terhambatnya atau terhentinya perkembangan sel. Gejala ini meliputi :
a)      Etiolasi, merupakan tanaman kurang mendapatkan cahaya,sehingga menjadi pucat,tumbuh memanjang dan mempunyai daun-daun yang sempit.
b)      Kerdil (atrofi), merupakan ukuran tanaman menjadi lebih kecil dari pada biasanya yang disebabkan terjadinya hambatan pertumbuhaan.
c)      Klorosis, merupakan penghambatan pembentukan klorofil,sehingga bagian yang seharusnya berwarna hijau menjadi berwarna kuning atau pucat.berdasarkan polanya klorosis di bedakan menjadi 3 yaitu:mozaik,vein banding,vein clearing.
d)     Perubahan simetri merupakan hambatan pertumbuhan pada bagian tertentu yang tidak disertai hambatan pada bagian di depannya sehingga menyebabkan terjafinya penyimpangan bentuk.
e)      Roset merupakan gejala yang berdesak-desakan membentuk suatu karangan.penyebabnya adalah hambatan pertumbuahan ruas-ruas(iternodia)batang tetapi pembentukan daun-daun tidak terhambat.

3)   Hiperplastis
         Gejala disebut hiperplastis, meliputi gejala akibat terjadinya perkembangan sel yang luar biasa. Bila bertambahnya ukuran individu disebut hipertrofi. Sedangkan bertambahnya jumlah sel-sel disebut hiperplasia. Gejala ini meliputi :
a)    Erinose, gejala penyakit terjadi karena pembentukan banyak trikoma, sehingga bagian tanaman tersebut menyerupai beledu.
b)   Fasiasi, suatu organ yang seharusnya silindris dan lurus berubah menjadi pipih, lebar, dan membelok bahkan ada yang membentuk seperti spiral.
c)    Intumesensia, pembengkakan organ suatu tanaman yang disebabkan oleh sekumpulan sel pada daerah yang agak luas pada organ tersebut memanjang.
d)   Kudis, dengan kenampakan sebagai bercak kasar, terbatas dan agak menonjol, kadang pecah-pecah. Dibagian tersebut terdapat sel-sel yang berubah menjadi sel gabus. Gejala dapat di jumpai pada buah, daun, batang, dan umbi.
e)    Keriting (curl). Bentuk ini terjadi karena ada pertumbuhan yang lebih cepat pada salah satu bagian dari organ tanaman (antara lain daun).
f)    Sapu (witches broom). Sejumlah percabangan timbul dari bagian tertentu sehingga merupakan berkas yang menyerupai sapu.
g)   Akar berambut (hairy root). Sejumlah akar halus yang dibentuk secara abnormal. (Tim daslintan,penuntun praktikum dasar-dasar pelindungan tanaman,Fakultas pertanian Unpar (Palangka raya:2014.)

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum mengenal gejala penyakit tumbuhan adalah agar mahasiswa dapat mengenal dan membedakan gejala penyakit tanaman, serta mengetahui penyebab penyakit berdasarkan gejala dan tanda yang diamati khususnya yang disebabkan cendawan, bakteri dan virus.


II. BAHAN DAN METODE
3.1. Tempat dan Waktu
Kegiatan praktikum Mengenal Gejala Penyakit Tumbuhan ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Palangka Raya pada hari Sabtu, 05 April 2014 pukul 11.00-12.45 WIB.

3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah bagian tanaman daun jagung, buah cabai, wortel, daun jarak, daun mangga, daun jambu agung, ubi jalar serta batang sawo yang bergejala, alkohol, aquades, kapas, kertas, dan tissue. Sedangkan alat yang digunakan adalah mikroskop, loupe, obyek glass, cover glass, jarum pentol, dan silet.

3.3. Cara Kerja
a)    Mengamati gejala penyakit pada bagian tanaman yang telah disiapkan.
b)    Kemudian mencatat ciri-ciri atau penampakkan fisiologis yang telah diamati dari gejala, tipe gejala, nama penyakit, dan penyebab penyakitnya serta memfoto bagian tanaman yang diamati.
c)    Mengamati secara mikroskopis berdasarkan tanda yang tampak.



 

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan
Dari hasil pengamatan mengenal gejala penyakit tumbuhan yang telah dilakukan, dapat disajikan pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Hasil Pengamatan Bagian Tanaman Yang Berpenyakit
No
Nama /bagian Tanaman yang damati

Gejala yang Diamati

Tipe
Gejala

Nama penyakit

Penyebab penyakit


Gambar
1
Wortel
(Daucus binomial L.)


- Basah dan berlendir.
- Berbau tidak   sedap.
- Terdapat bagian warna coklat


Nekrosis


Busuk basah


Hama


2
Sawo
- Batang mengalami pem-bengkakan atau benjolan berwarna coklat
- Terdapat serangga


Hiper-
plastis


Sesi-dium


Hama


3
Cabai
(Capsicum annum L.)

-  Kering dan terdapat bercak hitam.
- Terdapat spora berwarna putih.


Nekrosis


Busuk Kering


Cendawan

4
Pepaya
(Carica papaya)

-  Keriting menggulung
- Menguning

Hiper-plastis

Mengeriting

Virus


5
Jambu agung

-  Terdapat
bintil-bintil dan bercak hitam
- Bercak kasar

Hiper-plastis

Kudis
(scab)

Hama


6
Mangga

- Bercak dengan warna coklat hingga kehitaman

Nekrosis

Blight

Cen-dawan


7
Jagung
a.    Daun
(zea mays)





b.   Batang

-  Bercak pada daun terlihat dari alur-alur
-  Daun berwarna kuning pada bagian-bagian tertentu

-  Ukuran tanaman lebih kecil




Hipo-plastis




Hipo-plastis


Mozaik





Kerdil
Otropi


Virus tungro




Virus tungro









8
Ubi jalar
(Ipomoea batatas)

-  Bercak kasar
-  Pecah-pecah

Nekrosis

Kudis
(scab)

Bakteri
 

9
Daun jarak
(Ricinus communis L.)


- Daun bercak coklat dan kering.

Nekrosis

Target board spot

Virus
                      

3.2. Pembahasan
1)      Busuk Basah pada Wortel (Daucus binomial L.)
 
Gambar 1. Busuk basah pada wortel (makropis dan mikropis)
Sumber : Dokumentasi pribadi

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, gejala yang tampak pada wortel adalah berlendir, basah, berbau tidak sedap, dan terdapat bagian warna coklat. Gejala ini merupakan salah satu tipe gejala nekrosis yang disebut dengan penyakit busuk basah yang disebabkan oleh bakteri bakteri Erwinia carotavora. Erwinia carotavora adalah salah satu bakteri gram negatif berbentuk batang yang hidup berkelompok dalam satu rantai. Bakteri ini tanpa spora berflagela berjenis fakultatif. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini yaitu menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman sakit sebelum penanaman, menanam dengan jarak yang tidak terlalu rapat untuk menghindarkan kelembaban yang terlalu tinggi, terutama di musim hujan.
2)      Puru pada Batang Sawo (Achras zapota)
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvdYxVg0vj9VBDTI2ArtFyvS2_OxAiTA7q54F_Z-Anh81pbbD1Yoj5P6r6lZzWRefI_HuCKEi_g-9Y5YA3U0fOt2mkK_tIDjlFYwdEkYUFIMiVmrnE8iVy3ncdDzU2GRFl8qio8zNQVjU/s200/agrobakterium-sammelt-sich,property=bild,bereich=bio,sprache=de.jpg
Gambar 2. Puru pada batang sawo (makropis dan mikropis)
Sumber : Dokumentasi pribadi

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, gejala yang tampak pada puru batang batang sawo adalah tampak pembengkakkan atau benjolan berwarna coklat pada batang. Gejala ini merupakan salah satu tipe gejala hiperplastis yang disebut dengan penyakit sesidium yang disebabkan oleh hama. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini yaitu dengan pemilihan pohon induk yang bebas virus, memakai alat - alat yang dipakai dalam penempelan didisinfeksi dengan teratur, dan pengendalian serangga vektor dengan musuh alami.
3)      Busuk Kering pada Cabai (Capsicum annum)
   
Gambar 3. Busuk kering pada cabai (makropis dan mikropis)
Sumber : Dokumentasi pribadi
Berdasarkan pengamatan, gejala yang tampak pada cabai terdapat bercak hitam dan kering serta spora berwarna putih. Gejala ini merupakan salah satu tipe gejala nekrosis yang disebut dengan penyakit busuk kering yang disebabkan oleh cendawan collectroticum sp, gejala awalnya berupa bercak kecil berwarna kehitaman yang ahkirnya meluas menjadi busuk lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat titik–titik hitam. Pada serangan yang tinggi penyakit ini menyebabkan semua buah akan menguning dan selanjutnya busuk. Pengendalian tanaman ini dapat dilakukan dengan menggunakan benih yang sehat dan tahan terhadap Jamur. Pengendalian jamur dapat dilakukan dengan tidak menanam biji yang terinfeksi dan buah yang terinfeksi agar tidak diambil bijinya.
4)      Daun Pepaya Keriting (Carica papaya)
 
Gambar 4. Daun Pepaya Keriting (makropis dan mikropis)
Sumber : Dokumentasi pribadi 
Gejala yang tampak pada daun pepaya terlihat keriting atau menggulung dan kerdil. Gejala ini merupakan salah satu gejala hiperplastis jenis mengeriting yang disebabkan oleh virus. Beberapa upaya penanganan virus ini dapat dilakukan dengan membersihkan gulma yang berpotensi menjadi inang virus, mengendalikan hama/serangga penular virus, dan membuang atau membakar daun pepaya yang terserang virus.


5)      Bintil Putih pada Daun Jambu Agung
Gambar 5. Bintil Putih pada Jambu Agung
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pada daun jambu agung yang telah diamati terlihat gejala bintil-bintil berwarna putih. Gejala ini termasuk tipe hiperplastis dengan nama penyakit kudis (scab) yang disebabkan oleh hama kutu daun. Hama inilah yang menyebabkan bintil-bintil pada daun tersebut. Adapun cara mengendalikannya adalah dengan memetik bagian daun yang terkena dan membuangnya. Bisa juga menggunakan predator atau pemangsa kutu daun, yaitu kepik. (Bumbata, 2013).
6)      Daun mangga
Gambar 7. Daun Mangga
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gejala pada daun mangga yang diamati adalah bercak dengan warna coklat hingga kehitaman dengan batas warna yang jelas. Tipe gejala ini termasuk pada nekrosis dengan nama penyakit blight yang disebabkan oleh virus. Adapun cara pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan
7)   Kerdil Pada Tanaman Jagung (Zea mays)
Gambar 8. Kerdil pada Jagung
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pada tanaman jagung yang diamati terlihat bahwa daun berwarna kuning pada bagian-bagian tertentu, dan terdapat bercak pada alur-alurnya. Tipe gejala ini termasuk pada hipoplasia dengan nama penyakit mozaik. Sedangkan pada batang ukurannya lebih kecil dari tanaman jagung normal lainnya. Adapun nama penyakit ini disebut kerdil (otropi) yang disebabkan oleh virus tungro. Mencabut tanaman yang terinfeksi seawal mungkin agar tidak menjadi sumber infeksi bagi tanaman sekitarnya ataupun pertanaman yang akan datang, mengadakan pergiliran tanaman, tidak menanam jagung terus menerus di lahan yang sama, Tidak menggunakan benih yang berasal dari tanaman yang terinfeksi virus. (Balai Penelitian Tanaman Serealia, 2011).


8)      Kudis Pada Ubi Jalar (Ipomoea batatas)
Gambar 9. Kudis Pada Ubi Jalar
Sumber : Dokumentasi pribadi

Pada ubi jalar yang diamati terdapat lubang-lubang kecil dan bercak kasar dan pecah. Tipe gejala ini termasuk pada hiperplastis dengan nama penyakit kudis (scab) yang disebabkan oleh bakteri. Adapun cara pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pergiliran tanaman untuk memutus siklus hidup penyakit dan menanam ubi jalar bervarietas tahan penyakit kudis.

9)      Menguningnya Daun Jarak (Ricinus communis L.)
Gambar 6. Menguningnya Daun Jarak
Sumber : Dokumentasi pribadi
Gejala pada daun jarak yang diamati adalah warna daun kuning dengan tulang atau jari-jari daun berwarna hijau. Tipe gejala ini termasuk pada nekrosis dengan nama penyakit target board spot yang disebabkan oleh virus. Adapun cara pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan penanaman varietas tahan dan perbaikan kondisi tanaman. Pemberian pupuk NPK yang cukup juga sangat efektif menahan perkembangan serangan penyakit ini.


IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa gejala penyakit tumbuhan merupakan reaksi tanaman akibat kontaknya patogen secara langsung dengan tanaman sehingga menyebabkan terjadinya infeksi. Gejala yang ditimbulkan terdiri dari tiga tipe, yaitu gejala nekrosis, gejala hipoplasia, dan hiperplasia. Sedangkan penyebab penyakit tersebut disebabkan oleh cendawan (jamur), bakteri, dan virus.

4.2. Saran
Adapun saran yang ingin saya berikan yaitu, ada baiknya dilakukan pengamatan tanaman tahunan dengan tanaman semusim dan membandingkan antara kedua jenis tanaman tersebut. Dengan demikian dapat diketahui tanaman jenis yang mana yang sangat mudah diserang oleh cendawan, virus, maupun bakteri serta persen kegagalan pada pertanian.



 

DAFTAR PUSTAKA

Agrios , GN.1996 . Ilmu Penyakit Tumbuhan . Universitas Gajahmada . press . Yogyakarta
Djahyadi . 1996 . Ilmu Penyakit Tumbuhan . Kasinius . Yogyakarta
Sastrohidayat , IR . 1990 . Ilmu Penyakit Tumbuhan . Usaha Nasional . Surabaya
Semangum , S . 1996 . Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan . Universitas Gajammada . Yogyakarta
Pracaya , Ir . 2003 . Ilmu Penyakit Tumbuhan . Jakarta
Tim Daslintan, Penuntun Praktikum Dasar-Dasar   Perlindungan Tanaman,  Fakultas pertanianUnpar(Palangka raya:2012)



  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar